Kejujuran merupakan awal dari kebijaksanaan. Seperti kata pepatah “Lebih baik terluka karena kejujuran daripada bahagia karena kebohongan”. Kenyataannya, Kejujuran itu mahal dan kejujuran adalah segalanya. Dengan berbuat jujur, maka kita akan mendapatkan kepercayaan dari orang lain.
Pada kesempatan kali ini, saya ingin membahas tentang arti sebuah kejujuran dalam hidup yang mulai redup dilingkungan masyarakat. Dimana pokok pembicaraannya seputar dunia pendidikan dan dunia kerja.
Mempertanyakan kejujuran dibangku sekolah
Pertama saya akan mengulik kembali masa-masa sekolah dahulu, dimana kejujuran hanyalah sebuah kata yang tak berarti apa-apa. Dimulai dari Menyontek. Perbuatan buruk yang sering dilakukan sebagian murid pada saat mereka tak bisa mengandalkan diri sendiri. Entah itu menyontek saat ujian atau ulangan.
Menyontek adalah perbuatan buruk, namun sudah menjadi hal biasa yang terjadi dilingkungan pendidikan. Memang tujuan utama dari ujian itu untuk apa? Bukannya untuk mengembangkan kemampuan sang anak dalam menimba ilmu. Hal ini juga sudah menjadi rahasia umum bagi para guru. Sejujurnya, saya juga merupakan seorang penyontek. Yang pada awalnya mengerjakan tugas dengan kemampuan sendiri, lambat laun justru mengandalkan teman maupun membuat contekan sendiri.
Pada saat dibangku SD, saya termasuk murid yang suka dicontek. Namun setelah beranjak kebangku SMP, kebiasaan menyontek sudah tertanam dalam diri ini. Lebih mempercayai jawaban orang lain dibandingkan kemampuan otak sendiri.
Dan untungnya, sifat parasitisme itu memudar semenjak masuk SMA. Lebih mengutamakan kemampuan diri sendiri, jika sudah tak sanggup barulah menyontek. Ya meskipun tak hilang 100%.. hehe...
Kini dibangku perkuliahan, setidaknya telah ada kemajuan dibandingkan dimasa sekolah dulu. Pada saat terdapat ujian atau ulangan, saya lebih mempercayai kinerja otak dibandingkan harus mengeluarkan kelihaian mata dalam melirik. Jujur, entah kenapa pada saat menyontek, hati kecil saya berkata jika ini adalah perbuatan yang salah dan terkadang tanganpun serasa gemetaran (mungkin karena takut ketauan, haha..)
Menyontek adalah korupsi, menyontek adalah kebiasaan buruk. Jadi berhentilah untuk tidak mempercayai kemampuan diri sendiri karena bagaimana orang bisa mempercayai kemampuan yang kita miliki jika kita sendiri tak bisa mempercayainya. Sama halnya dalam bersikap jujur “Bagaimana bisa jujur pada orang lain jika kita tak bisa jujur pada diri sendiri”.
Penyesalan karena terlalu jujur
Kok menyesal pernah berbuat jujur? ya karena hasil setelah ujianlah yang membuatku menyesal. Bersikap terlalu jujur dengan mengandalkan kemampuan otak sendiri yang membuatku jatuh kelubang dalam, nilai jelek. Meskipun itu hanyalah sebuah angka yang terpampang dikertas tebal (Ijazah) yang tak dapat diubah untuk selamanya. Sebenarnya, pada saat ulangan biasa, nilaiku sudah lumayan cukup memuaskan. Tapi entah kenapa hasil yang didapat pada saat ujian utama berbeda jauh dengan ekspektasi.
Ya kutahu bahwa itu hanyalah nilai, namun kebanyakan orang lebih menghargai sebuah nilai dibandingkan kejujuran. Lebih mementingkan hasil dibandingkan proses. Apalagi pada saat melamar kerja nanti, meskipun terdapat penilaian lainnya. Hal tersebut membuat saya berpikir jika nilai itu lebih penting daripada kejujuran karena nilai tersebut akan selalu tertera di Ijazah. Namun berbeda saat memasuki dunia kerja, dimana kejujuranlah hal terpenting yang harus kumiliki karena “ Kejujuran itu adalah kekayaan paling jarang dimiliki oleh manusia”.
Banyak pula contoh orang disekelilingku yang sukses menerapkan sikap kejujuran hati dalam hidupnya. Mereka sukses mendapatkan kepercayaan dari sang bos, bahkan ada yang hingga dianggap sebagai keluarga, seperti dibiayai kuliah, diberi fasilitas lebih dan dipercayai untuk menanggung sebuah tanggung jawab besar karena sikapnya yang jujur dalam bekerja.
Dan terdapat pula contoh orang yang kurang jujur dalam bekerja. Orang seperti ini tidak pernah bertahan lama dalam pekerjaannya dan sulit mendapatkan pekerjaan lainnya karena telah mendapat cap buruk dari orang lain.
Bersikaplah jujur terhadap orang lain, baik itu orang tua, saudara, teman, kerabat, maupun pasangan hidup kalian. Karena sulit untuk mendapatkan kembali kepercayaan orang lain disaat kita pernah membohongi orang tersebut. Namun harus bijak pula dalam bersikap jujur, sesuai dengan keadaan karena tak selalu bersikap jujur itu menjadi pilihan terbaik.
Baca Juga Perlukah Sifat Egois Dalam Diri kita?
Kesimpulan
Jadi intinya, Kejujuran tak selalu baik dan kebohongan tak selalu buruk. Namun alangkah baiknya jika kita lebih memilih jujur dalam bertutur kata maupun sikap. Dan adakalanya kita sedikit berbohong untuk kebaikan karena berkata jujur itu baik. Namun berkata benar itu lebih penting. Artinya, berbohong demi kebaikan itu lebih diperlukan dalam situasi tertentu.
mantap gan kata"nya...nice.
ReplyDeleteTerima kasih gan..
DeleteSebaik - baiknya adalah kejujuran. Tak terbalaskan di dunia maka insyaallah di akhirat.
ReplyDeleteYap betul sekali.. Terimakasih atas komentar dan kunjungannya..
Deletedi dunia ini banyak orang
ter, tapi sulit cari orang jujur. hehe 
ReplyDeleteNah itu dia.. Percuma
tar tapi gk jujur.. Mantap gan kata2nya..
Deleteini mantap,
ReplyDelete