Sisi Negatif dan Positif Dari Game

Sisi Negatif dan Positif Dari Game

Kisahidup.com – Gamers merupakan istilah atau julukan untuk seorang pecinta permainan (games). Sebenarnya gamers sendiri bukan berpacu pada para maniak games saja, seseorang yang bermain games untuk mengisi kekosongan waktunya pun dapat dikatakan sebagai seorang gamers. Ya meskipun tingkatan dan tujuan dari mereka itu berbeda-beda. Mungkin pada awalnya hanya meluangkan waktu sejenak untuk menghibur diri dengan bermain permainan, Namun lama-lama jadi kebiasaan dan menjadi rutinitas. Wajar saja karena bermain merupakan sifat alami yang sudah ada sedari kecil.

Awal Mengenal Games

Pertamakali mengenal games itu ketika masih masa kanak-kanak, permainan itu ialah Gimbot, Nintendo dan Tamagochi (mainan peliharaan). Jujur, orang tuaku sangat keras dalam mendidikku jika berkaitan dengan games dengan maksud agar saya tak menghabiskan waktu sia-sia hanya untuk bermain permainan yang nge-tren pada masa itu. Sempat memiliki, akan tetapi selalu disembunyikan jika saya terlalu berlebihan memainkannya, apalagi hingga lupa makan.

Jaman semakin maju, game console playstation 2 sudah ramai ditempatku. Ini karena baru adanya tempat rental PS2 disekitar sini. Kuhabiskan uang dan waktu ditempat rental tersebut. alhasil, orang tuaku selalu memarahi bahkan hingga memukulku yang lupa waktu hanya karena permainan. Itu karena orang tuaku mendapat pelajaran dari orang-orang disekitarnya, bahwa anak-anak mulai turun prestasinya karena sering bermain game. Hal itulah yang membuat orang tuaku sangat keras dalam mendidik untuk menyelamatkan masa depanku.

Perlakuan itu menimbulkan trauma dihidupku dan juga doktrin yang kuat dari orang tua, bahwa game hanya akan menjatuhkan masa depanku nanti.


Masa Game Online Muncul

Berhentinya saya dalam bermain game tak akan menghentikan kemajuan dari dunia games itu sendiri. Dimasa SMP, mulailah ramai teman dikelasku membicarakan berbagai macam game, entah itu CS (Counter Strike), PB (Point Blank), Ayo Dance ataupun game lainnya yang belum pernah kudengar. Dimasa itu rasanya saya menjadi kambing conge yang tak mengerti dengan pembicaraan mereka.

Sedikit mengulas kebiasaan buruk dari temanku yang terlalu gila jika berkaitan dengan games. Pada masa sekolah menengah dulu, ia selalu berangkat pagi, sekitar pukul 2 atau 3 subuh. Dari rumah ijinnya untuk berangkat sekolah, akan tetapi tujuan aslinya hanya untuk bermain game diwarnet. Terkadang ia telat masuk bahkan bolos hanya karena game. Pernah beberapakali ia meninggalkan sekolah agar tak ketinggalan event yang sedang berlangsung pada gamenya tersebut. mungkin dia sudah dapat dikatakan sebagai maniak game.

Beralih keceritaku, rasa ingin bermain game tiba-tiba muncul, tapi bukan games yang kusebutkan tadi, melainkan game facebook bernama Perjuangan Semut dan Ninja Saga yang kucoba. Ya, kedua games tersebut perlahan-lahan mulai banyak peminatnya. Kini setidaknya saya mendapat sebuah topik pembicaraan dengan teman dibandingkan menjadi kambing conge yang tak mengerti apapun.

Yang pada awalnya hanya sebagai pengisi kekosongan waktuku, kini menjadi rutinitas yang harus kulakukan setiap hari, apalagi untuk game Perjuangan Semut. Pagi, siang, sore, malam, selagi masih ada kuota, waktuku dihabiskan untuk bermain game tersebut. tak hanya waktu, uangpun telah kurogoh dari dompet untuk membeli unipin seharga Rp 50.000 demi memperindah Char ku di game perjuangan semut.

Akan tetapi semakin lama, waktu yang kumiliki semakin sempit, ketinggalan beberapa hari saja sudah mulai membuatku malas untuk memainkannya. Terlebih lagi ketika saya kembali dari masa vacum dan digame tersebut telah terdapat arena baru yang membuatku kembali menjadi anak baru. Kini telah kutinggalkan game tersebut, dengan kembalinya uang sebesar Rp 20.000 berupa pulsa setelah menjual beberapa item yang kumiliki.

Beranjak kemasa pendewasaan, masa SMA. setelah tren game console dan game PC, kini dimasa SMA tren game terjadi pada gadget smartphone. Game itu ialah, COC (Clash of Clans) dan Get Rich. Yah kembali menjadi kambing conge lagi karena pada masa itu hp yang kumiliki adalah smartphone berbasis Windows Phone yang memiliki appStore tersendiri, jadi game yang ada di Android belum tentu ada di Windows Phone.

Sedikit kisah pula dari temanku yang menghabiskan waktunya siang malam untuk bermain kedua game tersebut. Dia selalu bermain game favoritnya itu hingga larut malam, yang terkadang membuatnya ngantuk dikelas, bahkan hingga tertidur. Dan hal tersebut sudah menjadi kebiasaannya dikelas, kalau bangunpun dia meneruskan kembali kedunia gamesnya.

Dan pada saat ini dimasa perkuliahan, DOTA merajai games lain didalam kelasku. Meskipun beberapa teman adapula yang bermain game Android seperti Seven Knights, Mobile Legend, Mobile Arena dll. Teman-temanku kini semakin menggila akan game, apalagi dimasa awal perkuliahan ini mereka masih terbebas akan tugas dan memiliki banyak waktu luang. Uangpun yang mereka gelontorkan untuk membeli item bukanlah sedikit. Mungkin telah lebih dari jutaan rupiah. Entah karena hobi atau emang sudah terjerumus terlalu dalam didunia game.

Yah, kalau saya hanya bermain game Android seperti Mobile Legend. Itupun hanya dimainkan ketika ada waktu luang. Akan tetapi semakin kesini waktu nge-blogku mulai terambil olehnya. Belajarpun agak semakin malas karena hasutan dari permainan tersebut.


Sisi Positif dari Games

Oh iya, dari tadi bicarain hal negatif terus tentang game, nah kali ini kita bicara hal positifnya. Kebetulan saya adalah seorang mahasiswa Sistem Informasi yang masih terkait akan game, entah itu pembuatannya ataupun pemakaiannya. Ketika itu dikampusku terdapat seminar tentang Games, disana terdapat 3 bintang tamu wanita cantik. Mereka adalah seorang gamer sukses yang telah lama malang melintang didunia game yang mereka geluti. Kenapa saya bilang sukses? Karena mereka sudah mendapat pekerjaan dengan julukan “Hobi yang dibayar”. Bermain game tapi dibayar, siapa yang gak mau coba, hehe...

Mereka bertiga menceritakan awal perjalanannya yang memiliki masalah yang sama, Dilarang oleh kedua orang tua. Namun perlahan mereka dapat membuktikan bahwa games diciptakan bukan hanya memiliki efek negatif bagi para penggunanya, akan tapi nilai positif juga terkandung didalamnya. Hanya saja perlu digali lebih dalam lagi untuk memunculkannya.

Hebatnya lagi mereka adalah perempuan yang hingga saat ini menjadi kaum minoritas dalam dunia game. Namun sepertinya akan banyak perempuan-perempuan hebat lainnya yang dapat merajai dunia game.

Bukan berarti kaum pria tak dapat membuktikannya, banyak gamers lelaki yang sudah melanglang buana hingga kancah internasional dalam memperebutkan kehebatan bermain game.

Dalam dunia game terdapat sisi negatif dan positifnya pula, tergantung tujuan mereka mau dibawa kemana. Sama halnya didunia blog ataupun lainnya, jika kita serius dalam mencapainya maka kita akan mendapatkan apa yang diharapkan. Karena hasil tak akan mengkhianati proses.

Baca Kisahku yang belajar untuk menjadi Seorang Blogger Sejati

Habiskan waktumu untuk sesuatu yang berguna dan sisakan untuk kesenangan dunia karena waktu tak akan pernah kembali, seberapa kuatpun usaha yang kau lakukan. Bermain game seperlunya, jangan berlebihan seperti kasus-kasus yang memberitakan tentang kematian seorang gamers karena kurangnya istirahat dan asupan makan-minum hanya demi memperhebat karakter game dengan merusak diri sendiri.


Previous
Next Post »

2 comments

  1. Saya sih lebih setuju menjadi blogger dari pada gamers. Heheje

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, setiap orang punya hobi masing2.. Apapun itu kita harus saling menghargai.. Terima kasih gan untuk kunjungan dan komentarnya..

      Delete


EmoticonEmoticon