Pengalaman Menjadi Seorang Jomblo
Hai sobat, pada artikel kali ini saya ingin
menceritakan pengalaman hidup saya yang menjomblo selama bertahun-tahun. karena
berdasarkan my true story, jadi disarankan untuk tidak terlalu berharap jika
diakhir kisahnya tidak happy ending seperti kisah dongeng, Sinetron ataupun
FTV. So, Selamat membaca...
Pada awalnya, menjomblo adalah hal
menyenangkan karena kita -terutama saya- tidak terganggu dengan masalah
hubungan dan dapat lebih fokus terhadap pekerjaan, pelajaran sekolah maupun
kuliah -salah satu alasan cewe menolak para cowo, karena ingin fokus belajar, hahaha..-,
bebas kemana saja dengan siapapun tanpa perlu cemas ada yang cemburu, dompet
lebih tebal walaupun isinya cuma kertas parkir dan juga bisa lebih dekat
bersama teman-teman, hangout bareng. Karena menurut saya, seseorang akan lebih
menghabiskan waktu bersama pasangannya dibandingkan dengan temannya sendiri
meskipun mereka baru jadian beberapa bulan jika dibandingkan dengan temannya
sendiri yang telah ia kenal selama bertahun-tahun. Tetapi dari semua hal yang
menyenangkan dari kejombloan itu, lama-kelamaan rasa bosan sendiripun muncul
seperti lagu ‘kunto aji – terlalu lama sendiri’, lagu yang sangat-sangat
mewakili hati para jomblo yang tak tau harus berbuat apa dengan kesendiriannya
karena terlalu lama asik dengan dunianya sendiri.
Mungkin beberapa dari kalian ada yang
menjomblo kurang dari 10 tahun ? -seperti saya- atau bahkan lebih dari 10
tahun? (itu jomblo apa kredit rumah, haha..). Yah, bisa dibilang menjomblo
selama itu ada suka dan dukanya. Pada artikel ini, saya ingin membahas suka dan
duka menjadi seorang jomblo yang diambil dari pengalaman hidup saya sendiri.
Enaknya Menjadi Seorang Jomblo
Pertama kali pacaran itu dibangku SD,
mungkin bisa dibilang masih cinta-cintaan (cinta monyet) dan setelah itu saya
menjomblo hingga kuliah. Dari masa sekolah, mungkin hal yang paling berkesan
itu dimasa SMA, masa dimana kedewasaan dimulai. Dimasa itu, untuk pertama
kalinya dalam hidup saya ada seorang perempuan cantik yang dengan beraninya
menyatakan cinta melalui SMS -bukan dibajak-. Ya, walaupun via sms tetapi saya
sangat mengagumi dan menghargainya, karena dia bisa menghilangkan rasa ego
didalam dirinya untuk berani mengutarakan rasa sayang kepada seseorang yang ia
cintai walaupun bisa dibilang itu terlalu agresif dan saya rasa dia telah
berhasil menerapkan kata emansipasi wanita didalam hidupnya. Mungkin perempuan
seperti itu ada ‘satu banding satu juta’. Kaget dan bahagia (karena masih laku,
hehe) mendengar hal tersebut, saya merasa hidup ini lebih ada artinya ketika
seseorang mencintai kita.
Dari pernyataannya saya hanya menjawab
“terima kasih telah mencintaiku, dengan ucapan cinta darimu hidupku menjadi
lebih bermakna” tetapi saya telah memegang teguh sebuah prinsip, bahwa saya
akan langsung mencari pasangan hidup atau Ta’aruf ketika sukses nanti soalnya
saya tidak mau lagi merasakan sakit akan kehilangan orang yang saya cintai
-putus ataupun diputusin-. karena saya merupakan lelaki yang bertipe sulit
untuk move on. Walaupun sekarang kami hanya berteman akan tetapi lama-kelamaan
rasa sayang kediapun muncul. Iya, sayang seribu sayang, penyesalanpun tiba
dihidup saya ketika ia telah mempunyai pacar baru -masih ada kardus, plastik
pletok-pletok sama buku garansinya, hahaha...- T_T
Salah satu penyesalan terbesar dalam hidup
saya karena telah melakukan keputusan yang salah. Akan tetapi, dari penyesalan
itu, kata mutiara atau quotes ini saya tanam dalam-dalam dipikiran untuk move on dari dia “Melepaskannya merupakan keputusan yang
tepat dan bijak agar ia bahagia bersama orang lain karena cinta tak harus
memiliki”, Walaupun melepaskannya ketika saya sudah terlalu sayang dan
cinta. Tetapi setidaknya sekarang kami menjalin hubungan TTM (teman tapi
mesra).
Tak hanya itu saja kisah saya di masa SMA,
ada satu perempuan lagi yang mungkin bisa dibilang terlalu agresif. Ini juga
pengalaman pertama saya untuk menghadapi seorang perempuan (terlalu) agresif
secara langsung yang terang-terangan ingin memiliki hati saya. Tapi saya tidak
bisa menceritakan keburukan seseorang disini, jadi next aja..
Untuk para perempuan, agresif itu tidak
apa-apa tetapi jangan terlalu berlebihan karena sesuatu yang berlebihan itu
tidak bagus dan kebanyakan para cowo tak akan suka jika kalian terlalu agresif.
Satu lagi, agresif itu ada waktu dan tempatnya. Nah, Kalau agresif yang satu
ini mungkin kebanyak cowo akan menyukainya, you know-lah.
Gambar hanya pemanis
Itu adalah kisah suka saya menjadi seorang
jomblo atau single yang bebas berteman dengan perempuan manapun. Walaupun sebenarnya masih
ada beberapa kisah dari perempuan-perempuan yang mencintai saya seperti
menyatakan cintanya melalui sahabat
saya, PDKT selama berbulan-bulan dan masih banyak lagi (bukannya sombong). Pada
kali ini saya akan berbagi pengalaman duka atau penderitaan saat menjadi
seorang jomblo yang membuat saya bosan dengan kejombloan ini.
Sedihnya Seorang Jomblo bukan Jones (Jomblo Ngenes)
Ketika itu saya ditraktir oleh teman,
kira-kira jumlah kami ada 7 orang. 4 orang diantaranya adalah teman sekelas
saya, 2 cowo dan 2 cewe. Masing-masing teman cowo saya membawa gebetanya. Pada
awalnya saya merasa biasa aja, akan tetapi ketika selesai makan mereka
membicarakan tentang pasangan, kedua temen cowo saya ada gebetannya dan kedua
temen cewe saya lebih memilih untuk menjadi pasangan lesby dan untuk saya (sakit untuk diceritain).
Disitu saya sadar, adanya saya disana hanyalah menjadi bahan candaan dan yang
lebih parahnya lagi ketika saya bermain hape untuk membuka situs 1cak, teman
saya berkata “percuma main hape kalau cuma buka tampilan menu, lihat foto,
kembali ke menu dan seterusnya”. Dilanjutkannya lagi, percuma buka hape kalau
gak ada cewe yang sms atau palingan yang sms cuma operator, dasar JONES. Come
on guys, saya itu hanyalah jomblo seperti pada umumnya -karena ingin sendiri
dulu dan mencari pasangan yang pas bukannya jomblo ngenes,- lagipula saya gak
se-ngenes itu juga kali, saya jomblo karena prinsip bukan nasib, padahal kalian
juga pernah nge-jomblo.
Bukan hanya itu bully-an yang saya terima,
mereka menghina saya sebagai seorang homo, maho atau sejenisnya cuma karena
saya memilih untuk tidak berpacaran dulu. saya masih kuat jika dihina ‘jodohnya
belum lahir’ -hinaan untuk para jomblo-
dan ‘seramnya sabtu malam karena malam minggu hanyalah mitos’ tapi segitu
hinanya kah seorang jomblo yang memilih untuk sendiri agar tak merasakan
kegalauan cinta dan dapat fokus akan hal lain. Jomblo itu butuh dirangkul bukan
dihina dan dicaci maki, lagipula jomblo itu pilihan bukan nasib karena setiap
makhluk diciptakan berpasang-pasangan. Memang salah ya, jika seseorang lebih
mementingkan masa depan keluarganya nanti ketimbang berpoya-poya bersama pacar
dengan uang jajan dari orang tua.
Memang sulit dijaman sekarang untuk tidak
berpacaran, karena dijaman ini, berpacaran sudah menjadi gaya hidup dari yang
masih dibangku sekolah hingga yang sudah dewasa padahal menurut saya berpacaran
itu lebih banyak sisi negatifnya dibandingkan hal-hal positifnya tetapi jika
dipikir-pikir telalu lama sendiri juga sangat membosankan terlebih lagi jika
teman-teman kita sulit untuk diajak hangout atau kumpul bareng karena mereka
telah dikuasai oleh pacar mereka.
Baca juga: Introvert Membuatku Kesepian
Baca juga: Introvert Membuatku Kesepian
Begitulah pengalaman saya tentang masa
kejomblo yang banyak mengulik masalah percintaan dimasa SMA. Jika kalian ingin
membagi pengalaman atau kisah hidup kalian dari yang paling menyenangkan hingga
yang paling menyedihkan, kalian bisa mengirimkannya ke e-mail saya ini
myts178@gmail.com dan akan dimuat di blog ini dalam menu “Kisahmu” karena diblog ini kita bisa saling berbagi pengalaman dan belajar dari
pengalaman orang lain. Terima Kasih sudah membaca dan berkunjung di blog
sederhana saya.
Tags:
» Jomblo Ngenes
» Jomblo Happyness
» Jomblo Bahagia
» Pengalaman Selama Menjomblo
» Pengalaman Pribadi
» Pengalaman yang memotivasi
» Suka duka menjadi jomblo
» Susahnya menjadi jomblo
» jomblo keep smile
» jomblo berkelas
» terlatih patah hati
» enaknya menjadi jomblo
» akibat terlalu lama menjomblo
» bosan menjadi jomblo
» Pengalaman menjomblo
» Pelajaran dari kejombloan
EmoticonEmoticon