Setia Dengan Motor Kesayangan

Setia Dengan Motor Kesayangan

Kesetiaan Hubungan Dengan Motor Kesayangan - Kesetiaan merupakan pondasi utama dalam suatu hubungan. Namun kesetiaan bukan hanya terjadi pada sebuah hubungan antar insan. Benda tak bernyawa yang selalu ada dan siap memenuhi kebutuhan kita pun memiliki sebuah kesetiaan. Pada saat kita membutuhkannya, ia berusaha untuk melakukan pekerjaannya dengan baik. Akan tetapi ketika ia mulai renta karena kecerobohan ataupun faktor usia, kita dengan mudahnya menggantikannya dengan benda yang baru. Benda yang lebih memiliki keunggulan dan kualitas.

Terkadang kita menyepelekan sesuatu yang dapat digantikan. Namun terdapat orang-orang yang menghargainya, mereka disebut sebagai kolektor. Para pengumpul benda-benda yang memiliki sejarah hebat didalamnya yang tak banyak orang ketahui. Mereka menghargai apa yang telah benda itu lakukan dimasa jayanya dengan merawatnya ketika benda tersebut sudah tua renta dan mudah rusak.

Disini saya akan membahas tentang sebuah kesetiaan benda-benda tak bernyawa yang telah turut serta dalam membangun kesuksesan saya selama ini. Sebagai sebuah apresiasi yang saya berikan atas semua jasa-jasanya yang selama ini telah saya anggap remeh akan tetapi vital adanya dalam kehidupan saya.

“Ia” adalah sebuah motor pemberian kedua orang tua ketika semasa SMP dahulu. The Blue panggilannya, Motor Vega ZR 115cc keluaran tahun 2011 yang menjadi saksi sejarah kehidupan saya selama membina ilmu. Dari SMP, SMA hingga kuliah, sudah lebih dari 6 tahun ia menghantarkan saya menuju berbagai tempat tujuan tanpa adanya keluhan yang merugikan saya. Ia hanya meminta diisikan nutrisi (bensin). Ketika tak memiliki uang, ia tak pernah mengeluh jika diisikan premium. Namun sayapun terkadang mengisikan pertamax sekali-kali untuk mengembalikan tenaganya.

Pada awal kedatangannya, saya selalu membersihkan noda-noda yang menempel dan juga rutin mencucinya dengan kedua tangan sendiri selama seminggu sekali. Namun seperti orang lain pada umumnya, kebiasaan itu hilang termakan waktu. Sebulan sekalipun jarang saya membersihkannya, baik dicuci ke steam motor maupun mencucinya sendiri. Ganti olipun yang biasanya dilakukan sebulan sekali, bisa melorot hingga berbulan-bulan lamanya. Kebodohan yang saya miliki karena tak adanya rasa tanggungjawab.

Selayaknya dalam rumah tangga, pada awalnya masih mesra-mesraan akan tetapi semakin lama timbullah rasa bosan, benci dan rasa lainnya yang belum pernah dirasakan dalam hubungan tersebut.

Yang kulakukan hanya menggunakannya, tanpa menghiraukan apa yang ia butuhkan. Akan tetapi dia tak pernah membuatku menyesali akan kesalahan tersebut, ia tak pernah berhenti seketika disuatu jalan ketika ku sedang terburu-buru. Tak pernah membuatku terlambat dalam menghadiri suatu acara. Keluhan yang sering terjadi hanyalah ketika bannya bocor, itupun bocornya pada saat pulang dalam kegiatan dan tak pernah merugikan waktu yang saya miliki selama bertahun-tahun ini. Karena “mungkin” ia berusaha untuk melakukan pekerjaannya dengan baik dan berusaha agar tak membuatku kesal meskipun ban bocor bukanlah hal murni kesalahannya.

Banyak kisah yang telah terukir antara kami, yang membekas ialah ketika kecelakaan pertama yang pernah saya alami semasa SMP dulu. Ketika itu saya membonceng teman seperjuangan sedari SD. Pada saat itu, tepat didepan kami terdapat 2 motor yang saling menabrakan diri. Salah satu pengendara ingin berbelok akan tetapi langsung terhantam oleh motor lain didepannya. Dan entah kenapa ketika itu saya menabrakan diri kepada dua motor tersebut. padahal jika dipikirkan lagi, masih ada sepersekian detik untuk menghindarinya. Mungkin sudah takdirnya seperti itu, akhirnya kaca spion sebelah kanan pecah dan stang motor menjadi bengkok. Sedangkan temanku, tangannya agak terkilir dan saya hanya mendapatkan luka ringan. Kecelakaan pertama dan terparah yang pernah saya alami hingga saat ini. cukup sekali dan semoga tak terulang kembali.

Hingga saat ini, tak ada tanda-tanda darinya untuk pensiun ataupun rusak. Bahkan dibawa hingga kecepatan maksimumpun masih kuat, 100 km/jam. Menghantam beberapa lubang yang dalam diperjalananpun tak menggetarkan lajunya. Pergi pagi hingga malam, panas dan hujan pun telah kami rasakan bersama. Melewati jalanan yang menanjak hingga mengharuskanku menggunakan gigi 1 dan juga jalanan yang banjir telah kami lalui.


Namun rasa bosan menggunakannya timbul seketika. Tak kusadari sudah bertahun-tahun kami bersama ketika kugantikan plat nomornya yang sudah melewati batas masa tenggang. Terpintas dibenakku untuk memilih menggunakan motor matic ataupun motor kopling. Yang memiliki keunggulan lebih dan desain yang elegan. Namun masih tak sanggup untuk meninggalkannya begitu saja. Faktor pertama emang karena belum ada uang, hehe.. dan yang kedua, terlalu banyak kenangan yang terjalin antar kami berdua. Meskipun demikian, seiringnya waktu, ia pasti akan digantikan walaupun nanti tak tau nasibnya pada saat sudah tergantikan. 

Bagaikan kacang lupa pada kulitnya, bersusah-susah dengannya selama membangun kesuksesan. Akan tetapi menunggangi yang baru ketika sukses nanti. Jika waktu itu sudah tiba, mungkin saya tak tau berterima kasih, akan tetapi saya akan berusaha mencarikan teman baru yang akan merawatmu dengan baik. Bukan teman sepertiku yang hanya bisa menggunakanmu tanpa memperdulikan kondisimu.

3 comments

  1. Senasib gan sama saya, awalnya doang yang menyenangkan tapi lama kelamaan rasa bosan itu menyerang. Tapi alangkah baiknya dirawat terus gan biar kalo ada kerusakan ga parah" banget. Semoga tercapai ya gan mencari pengganti barunya hihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya gan, mungkin terlalu sering menggunakannya jadinya bosan... Pasti kok dirawat selalu, walaupun nantinya diganti juga.. hehe..

      Delete
  2. Awokwowkwok gw masih bingung sampe sekarang padahal lagi itu gw mental Lo cup jauh banget, tapi biasa aja cuma luka² doang

    ReplyDelete


EmoticonEmoticon