Egois atau mementingkan diri sendiri merupakan salah
satu sifat alami yang dimiliki manusia. Lebih mengedepankan kebutuhan pribadi
dibandingkan kebutuhan orang lain. Disamping jiwa sosial yang membutuhkan orang
lain, sifat egois lebih diutamakan karena ini menyangkut apa yang akan terjadi
pada diri sendiri.
Berpikir jika yang akan merasakan semuanya adalah diri
sendiri, maka timbullah pribadi yang egois kepada orang lain. Karena kita
selalu menganggap diri inilah yang lebih penting dibandingkan orang lain. Namun
penilai itu berasal dari kacamata pribadi akan kontribusi apa yang telah orang
lain lakukan pada kehidupan kita. Akan tetapi adapula orang yang dapat menekan
sifat egoisnya dengan lebih empati terhadap orang lain.
Apakah penting sifat egois yang ada pada diri kita?
Ataukah seharusnya sifat tersebut disingkirkan? Permasalahan ini hanya dapat
dijawab oleh diri sendiri, apakah kita ingin bermain aman dengan selalu
mementingkan diri sendiri, atau justru lebih mengedepankan jiwa sosial.
Perlukah sikap egois?
Dalam kehidupan, menjadi
dewasa merupakan sebuah pilihan. Memiliki rasa tanggung jawab, bijak, sopan dan sifat-sifat yang mencerminkan kebaikan. Jika
seseorang telah menjadi dewasa, maka daya pemikirannya pun semakin luas.
Mementingkan diri sendiri bukanlah bagian dari kedewasaan. Dimana kita mengacuhkan orang lain untuk kepentingan pribadi. Orang yang egoispun tak akan
pernah bisa tulus, karena pada ujungnya semua itu hanya untuk kepentingannya
seorang.
Contoh pentingnya sikap dewasa dengan menghilangkan
rasa ego jika kita telah menjadi orang tua, baik itu ayah maupun ibu. Sifat
dewasa terkadang secara alami muncul tanpa disadari. Semuanya akan dilakukan
demi kepentingan sang buah hati. Banyak orang tua yang lebih mementingkan
kebutuhan anaknya dibandingkan kebutuhannya sendiri, berusaha untuk
membahagiakan meskipun harus banyak yang dipertaruhkan. Seperti kisah seorang ibu yang berbohong kepada anaknya ketika memberi makanan, berkata jika ia
sudah kenyang padahal semua itu dilakukan agar sang anak tak kelaparan. Contoh
tersebut mengajarkan bahwa menjadi orang tua tidaklah mudah jika didalam diri
kita masih terdapat sifat egois.
Sikap Egois di Lingkungan Sekitar
Banyak ditemukan orang-orang yang merugikan orang lain
karena sikapnya yang egois, seperti ketika kita berada ditempat umum atau
kendaraan umum seperti angkot. Terdapat seseorang yang merokok dengan nikmatnya
menghisap dan mengeluarkan asap rokok tanpa memperhatikan orang-orang disekitarnya,
dampak apa yang nantinya dirasakan setelah menghisap asap rokok yang ia
keluarkan.
Contoh kecil lainnya dari sikap egois yang berada
dilingkungan terdekat kita, yaitu keluarga. Ketika salah satu anggota keluarga
menonton acara tv favoritnya, ia menguasai tv tersebut dengan memegang
remotenya dan memaksa anggota lain untuk melihat acara favoritnya. Memang hal
tersebut sudah biasa terjadi, akan tetapi ini merupakan contoh kecil dari sikap
egois yang ada pada diri seseorang. Dengan mementingkan kebutuhannya dan
mengenyampingkan kebutuhan orang lain.
Dalam lingkungan pertemananpun juga banyak yang
mengedepankan sisi egonya. Seperti yang saya rasakan dibangku perkuliahan. Rasa
persahabatan di bangku sekolah dulu sudah tak terasa karena dibangku
perkuliahan semua orang lebih mementingkan dirinya sendiri. Memang hal tersebut
sudah lumrah karena orang lain tak ingin merasa dirugikan ketika mereka
membantu tetapi mereka malah terbawa masalah yang sama.
Hal tersebut sedikit mempengaruhi sikap egoisme yang
saya miliki. Yang kulakukan kini, jika sekiranya saya sudah bisa mengurus
permasalahan akan diri sendiri maka baru saya akan membantu teman yang
membutuhkan karena saya tak ingin menolong orang lain padahal saya sendiri
membutuhkan pertolongan. Batasan untuk menolongpun tak akan jauh, hingga
masalahnya tak merambat kepada diri sendiri maka saya akan berusaha untuk
membantunya.
Menjadi pribadi yang egois bukanlah sebuah kesalahan,
memang sudah menjadi kodrat alami manusia untuk memilikinya. Namun terdapat
kadar yang perlu diperhatikan, apapun yang berlebihan itu tak akan pernah baik.
Begitupun untuk sifat egois, lebih baik mementingkan diri sendiri akan tetapi
jika kita sekiranya dapat memenuhi kebutuhan atau membantu orang lain maka
lakukanlah karena itu juga merupakan sifat alami manusia, yaitu makluk sosial.
Karena sesungguhnya manusia merupakan makhluk
monodualisme, yaitu makhluk individu yang selalu memikirkan kepentingan dan
kebutuhannya sendiri dan makhluk sosial yang membutuhkan bantuan orang lain dalam
hidupnya.
Dalam keadaan tertentu sifat egois memang harus dikeluarkan.
ReplyDeleteTerkadang sifat egois yg dimiliki pada seseorang jua berdampak baik kok utk ke semua org.
Ya layaknya sisi mata uang,ada negatif dan juga positifnya..
DeleteSaya apresiasikan itu karena setiap orang pasti punya pendapat yang berbeda2..